Rock Me's Clock and Calendar

Followers

Translate with your language

Minggu, 09 Juni 2013

LOVE AND CRIME - Chapter 2

Author :  Erica Mulyani a.k.a Erica Edward Styles
Genre :  Romance, Hurts , crime ,and Friendship
Length :  i dunno
Casts :  Harry Styles as Harry Styles , Niall Horan as Niall Horan, Chanel Celaya as Fleuretta isabelle, Eleanor Calder as Eleanor Calder, Perrie Edwards as Perrie Edwars and the others
***


Author’s Point of View

            " siapa yang menyuruhmu duduk di meja makan itu bodoh ! " sebuah suara bentakan dan penekanan intonasi yang jelas sekali menggambarkan kalau orang yang berkata itu sedang marah " ngggg...Ni-Niall Horan” kata Eleanor terbata-bata terlihat dia menundukan kepala sembari memejamkan matanya, gadis bermata biru laut itu kembali mengerutkan dahinya terheran karena melihat sikap temannya itu, ya ketakutan ! raut mukanya seperti menggambarkan dia sedang berhadapan dengan seorang pembunuh yang siap memenggal kepalanya dengan pisau belati yang runcing dan tajam. Gadis bermata biru itu tetap tidak menoleh ke sumber suara sampai ketika suara itu kembali terdengar , ya terdengar lebih keras dan justru membuat gadis bermata biru itu mati rasa “ hey jalang ! apa kau tidak mendengar suaraku ? siapa yang menyuruhmu duduk di tempat itu ?” apa , jalang ? dia terkaget setelah mendengar suara itu seperti dia memikirkan kalau yang berkata seperti itu adalah pria hidung belang yang kerjaannnya hanya diam di klub malam dan bergumul dengan bir , pelacur , rokok , ataupun judi. Lalu Gadis itu mulai memberanikan diri menoleh kesumber suara dan seketika muncul pertanyaan-pertannyaan siapakah yang tadi membentaknya. Saat gadis itu berbalik dia mendapati seorang pria berambut blonde yang sedang menatapnya intens, tajam seperti pria itu siap membunuhnya, terlihat kedua tangannya mengepal membuat kepalan tinju yang siap menerjang tubuhnya. “ apakah kau tidak mendengar perkataanku perempuan bodoh ?” kata pria itu sambil menatap tajam perempuan bermata biru laut yang ada dihadapannya , perempuan itu berusaha meneguk ludahnya berkali-kali saat dia mendegar pria itu membuka suaranya lagi. “ apakah telingamu rusak perempuan jalang ? jawab pertannyaanku !” dengan penekanan intonasi yang kasar pria itu kembali membentak gadis yang ada di hadapannya matanya berubah merah membara seperti percikan api yang siap membakar tubuh gadis yang ada dihadapannya, perempuan itu menundukkan kepala dan mencoba untuk membuka suaranya “ nggg..apakah aku tidak boleh duduk disini ? bu-kannya disini murid-murid bebas mencari tempat duduk ?” perempuan itu berhasil membuka suaranya dan berharap kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak menimbulkan malapetaka “What.The.Fuck.Are.You ? bebas ? kau tidak mengenal diriku ,bitch ?” pria itu membalas kata-kata yang dikatakan gadis yang ada di hadapannya. “niall, dia murid baru…” gadis brunette bernama Eleanor itu membuka suaranya seakan ingin membantu temannya yang sedang terintimidasi oleh pria blonde itu “ oh jalang ini murid baru ya ? kau butuh pelajaran,baby” pria itu berbisik pada telinga fleuretta setelah pria tadi beranjak mendekati fleuretta.


***

Fleuretta's Point of View


        “ oh jalang ini murid baru ya ? kau butuh pelajaran,baby” kata pria itu berbisik di telingaku, hembusan napasnya yang hangat berhembus di telingaku membuatku sedikit risih karena kegelian lalu pria itu menjauhi tubuhnya dan menatapku tajam seperti elang, Oh Sial ! dia berhasil membuatku tertegun kembali dan beberapa kali mencoba untuk memejamkan mataku. Aku merasa di sebuah neraka dengan api yang mengelilingiku ditambah pria bermata tajam ini ada di hadapanku , oh tidak ! aku seperti gadis paranoid. Seketika sebuah belaian hangat mendarat tepat di daguku aku mulai memejamkan mataku, sebuah belaian yang bermain di bawah daguku lalu seketika mengangkatnya perlahan “ buka matamu jalang !” sebuah suara hentakan keras keluar didepan mukaku,aku berusaha sekuat tenaga untuk menjauhkan tangan itu dari daguku dan memejamkan mataku kuat-kuat dan berharap mataku tidak terbuka sebelum pria itu selesai memarahiku. “ stop it horan !” terdengar sebuah suara teriakan pria dari belakangku yang berhasil membuat pria itu melepaskan tangannya dari daguku. “ what the fuck bitches ?” aku mendegar pria dihadapanku membuka suaranya lagi tetap dengan penekanan intonasi. “ jauhi perempuan itu !” apa ?! pria itu membelaku dan seakan membantuku untuk terbebas dari belenggu neraka ini, oh dia malaikat hidupku. Come on ! bantu aku, bantu aku untuk menjauhi pria yang ada di hadapannku. “ apa katamu styles ? menjauhi perempuan jalang ini ? perempuan yang berani-beraninya menduduki tempat dudukku ?” pria blonde itu membalas kata-kata yang diucapkan pria yang mungkin sedari tadi di belakangku “ hanya sebuah tempat duduk kau semarah ini , bitch ? dia anak baru !” terdengar lagi suara yang berasal dari belakang tubuhku seakan dia membantuku, seakan dia seorang prajurit yang siap melindungi sang putrid dari segala apapun yang mencoba mengusiknya tapi aku tetap tidak memberanikan diriku untuk membuka mataku. “iya murid baru yang harus diberi pelajaran !” pria itu membalas lagi dengan suara yang keras aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang menerpa wajahku. “ kauu !!!” kini pria yang ada di belakangku berteriak keras seketika terdengar suara gedebum seperti ada perkelahian yang diantaranya sudah di hempaskan ke atas meja, kini aku memberanikan diri membuka mataku dan aku kini melihat pria blonde yang tadi meneriakiku tersungkur diatas meja kerah bajunya di cengkram kuat-kuat oleh pria yang berambut curls yang ada di hadapan pria itu. Pria itu mencengkram kuat kerah baju pria blonde yang meneriakiku. Apakah pria curls itu yang tadi membelaku ? seorang prajurit yang tadi melindungi sang putri dari sebuah insiden yang mengusiknya ? ah..dia benar-benar malaikat bagiku, tapi aku menggeleng cepat mengusir semua pikiran tadi dan berpikir bagaimana memisahkan kedua pria yang sedang berkelahi dihadapanku. Aku melihat pria berambut curls itu menghantam keras rahang pria yang tadi membentakku, oh tidak ! pria itu berdarah, aku terjatuh tidak kuat menopang tubuhku saat melihat darah itu serasa jantungku berhenti berdetak , bibirku memucat aku tidak kuat melihatnya. Tapi seketika pria blonde itu bersikeras melawan pria yang ada di hadapannya dia menendang perut pria curls itu hingga tersungkur kesebuah meja yang sedari tadi berdiri tegak tapi kini hancur tidak kuat menopang tubuh pria itu, aku melihat pria blonde itu beranjak bangun dan berlari kecil kea rah pria curls itu dan sebuah kepalan tangan mendarat tepat di perut pria curls itu hingga pria itu menyemburkan larutan berwarna merah dari mulutnya “ jangan macam-macam denganku the son of bitch ! kau akan tersiksa lebih dari ini” kata pria blonde itu meneriaki pria yang ada di hadapannya lalu dia beranjak meninggalkan pria itu yang sebelumnya dia menatapku tajam seakan seorang psikopat yang hendak membunuhnya, dia lebih pantas di bilang seorang psikopat yang siap menodongkan pistolnya dan segera menekan pelatuknya dan memuntahkan peluru-peluru yang akan menembus tubuhnya atau mungkin dengan sebuah pisau yang siap menembus ke salah satu tubuhku. Aku tersentak, lalu berlari mendekati pria berambut curls itu aku menatapnya kebingungan karena apa yang harus aku lakukan ? dia meringis kesakitan sambil memeganggi perut yang tadi terkena hantaman dari pria kejam tadi. Aku memberanikan menyentuh pria itu tapi belum sempat aku meyentuhnya dia membuka suaranya “ jangan sentuh aku!” itu sebuah perkataan yang memerintah diriku untuk tidak menyentuhnya, tapi apa-apaan pria ini ? aku menyentuhnya karena ingin membantunya apakah pria ini marah padaku karena aku dia jadi babak belur seperti ini. “ maafkan aku, ka-karena aku kau terluka seperti ini, dan biarkanlah aku mengobatimu” aku berusaha membuka suaraku, lalu pria itu menoleh dan menatapku dengan tatapan dingin “ aku tidak perlu bantuanmu” jawabnya ketus. Apa ? pria yang tadi baru saja membelaku sampai ia terluka menolak permintaanku yang bermaksud baik padanya ? dan menolak mentah-mentah dengan tatapan yang dingin. Aku terus mendengus dalam hati seakan aku ingin berteriak apa yang harus aku lakukan terhadap pria ini, aku terus memandanginya yang terus merintih kesakitan dia melihat kearahku kembali kali ini tetap dengan tatapan yang sama, ya dingin ! “ hai kau gadis bodoh , apa kau tidak kasihan melihat pria yang ada di hadapanmu ini terluka ?” kata pria itu sambil memeganggi perutnya. Apa ? apa yang tadi ia katakan , dia baru saja menolak permintaanku yang tadi dengan tatapan dingin tapi sekarang dia berkata seperti itu yang mengharapkan aku membantunya, apa-apaan pria ini ! apakah dia seorang pria yang labil ? “ nggg..ten-tentu. Apa yang harus aku lakukan ?” kataku terbata-bata pria itu memandangiku dengan tatapan intens mata hijaunya yang indah seperti daun ternyata dapat se-mengerikan ini. “ kau ikut denganku! Sekarang kau bantu aku untu berdiri dan berjalan” perintahnya lalu aku mengikuti perintahnya aku beranjak bangun dan berusaha sekuat tenaga menarik secara perlahan tubuh pria itu. “enggg berat sekali..kau makan apa saja ?” kataku membuat pria itu menatapku dengan tatapan tajam hembusan nafasnya terdengar berat, aku bisa merasakannya “ jangan banyak bicara bodoh ! apa aku akan menamparmu” aku tertegun setelah mendengar perkataannya lalu menggigiti bibir bagian bawahku, dalam keadaan seperti ini pria ini masih saja bisa mengecam diriku, sialan !


***


Author’s Point of View



          Gadis itu berusaha menyeimbangkan tubuhnya dan pria yang ada di sebelahnya sekarang tangan pria itu melingkar di leher fleuretta yang menjadi topangannya. “ jalan yang benar bodoh ! jangan sampai kita terjatuh karenamu !” kata pria itu membentak fleuretta, yang berhasil membuat desiran darah gadis itu tidak mengalir dengan sempurna, detak jantungnya seakan tidak berdetak kembali lalu gadis itu mengangguk mengerti. “ sekarang kita kemana ?”  katanya sambil menatap pria yang ada disampingnya menahan rasa sakit “ kita akan kerumahku” katanya ketus membuat gadis itu tersentak “nggg… apa kerumahmu ?” gadis itu membalas dengan pertannyaan kembali seakan membuat pria itu kesal “ jangan banyak Tanya ! apa kau siap menerima hantaman tanganku di wajahmu, huh?” dengus pria itu kali ini membuat gadis itu meneguk ludahnya. “ baiklah…” kata gadis itu


To Be Continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar