Title: Shot
Author: Erica Mulyani
Genre: Hurts , Romance , Badass ,
Adult , Night Club Life.
Cast: Liam Payne as Him Self ,
Barbara Palvin as Levina Adrienne , Eric Saade as Danny Simpson , and the
others.
***
Chapter
1 – The First
***
Sepertinya matahari kini terbit lebih
cepat dari perkiraanku, atau mungkin aku sudah terlalu lama tertidur di ranjang
empuk ini. Kini sinar matahari dengan mudah masuk melewati celah-celah jendela
yang sengaja aku buka sedari tadi malam. Aku mencoba membuka mataku perlahan-lahan
dan mulai merenggangkan otot-otot tubuhku, itu sedikit membuat tubuhku
menggeliat diatas kasur. Mataku menilik satu-persatu yang ada di hadapanku kali
ini.
Uh, ternyata ini bukan kamarku , mengingat kasur empuk
yang habis aku tiduri dan kini, barang-barang disini terlihat mewah. Sangat
jauh sekali jika dibandingkan dengan kamarku yang memiliki kasur keras yang
sudah lapuk dan beberapa barang yang sudah mulai mengusam dan berdebu.
Aku mulai memincingkan mataku dan mencoba
mengingat semuanya. Ah, iya ! tentu saja.
Semalam Danny berniat untuk mengantarkanku pulang, namun saat di perjalanan ,
sebuah stasiun radio membacakan sebuah ramalan cuaca yang menyatakan bahwa
malam ini akan terjadi badai hujan, Setelah mendengar berita tersebut Danny
memutuskan untuk membawaku kerumahnya.
“
Levina, apakah kau sudah bangun ? ini sudah jam 7 pagi, aku rasa pagi ini akan
cerah” terdengar suara lelaki berteriak dari luar pintu. Pasti, Danny !
“
tentu, aku baru saja terbangun dari tidur nyenyakku. Dan aku akan segera
keluar” teriakku dari balik pintu, Aku mendengar Danny terkekeh pelan. Ah, apakah ada yang lucu dengan
perkataanku ? aku rasa tidak. Tapi jika mengingat boss-ku , Danny. Danny
Simpson maksudku, dia mempunyai selera humor yang tinggi. Tentu saja aku suka
dengan tipe boss seperti itu.
***
Aku mulai beranjak dari kasur empuk ini
dan mulai membereskan tempat tidur yang berantakan. Sepertinya aku akan rindu
dengan tempat tidur ini, lebih tepatnya lagi kamar tidur milik Danny. Selesai
dengan itu , aku mulai berjalan langkah demi langkah menuju cermin yang terletak
di pojok kiri ruangan. Aku sedikit merapihkan rambut dan bajuku yang terlihat
longgar di tubuh mungil milikku. Baju ini , baju yang Danny pinjamkan padaku semalam.
Kau harus ingat ! Danny bukan seorang Boss yang pelit dan memiliki perut yang
buncit melainkan sebaliknya, ia orang yang baik dan baju ini ? baju ini
terlihat longgar ditubuhku karena tentu saja, aku memiliki badan yang mungil.
Sedangkan , Danny ? dia seorang lelaki berperawakan maskulin. Tubuhnya tegap,
lengan-lengannya menonjol di beberapa bagian menunjukkan otot-ototnya. Ah , tentu saja dia boss-ku yang sexy.
***
Aku melenggangkan kaki-ku untuk keluar
dari kamar, mataku sementara menilik keadaan rumah ini lalu memutuskan turun ke
lantai bawah, tentu saja Danny mempunyai rumah yang bertingkat. Kaki jenjangku
kali ini sedang berhati-hati menuruni tangga, anak tangga demi anak tangga aku
turuni hingga akhirnya aku sampai pada anak tangga pertama. Aku memincingkan
mataku pada seorang lelaki yang berada di dapur sekarang, tangan kirinya kini
sedang memegang roti dan tangan kanannya sibuk mengolesi selai pada roti itu.
“
ah, kau sudah turun levina ?” katanya
padaku, aku hanya terdiam lalu berjalan menuju dapur ,menghampiri Danny.
“
ya , tentu saja! ” Danny terkekeh
mendengar jawabanku. Lalu melanjutkan aktivitasnya tadi, mengolesi selai pada
roti. Tangannya lihai sekali saat mengolesi selai-selai itu.
“
aku benar-benar bangga padamu !” dia tersenyum padaku lalu mengedipkan sebelah
matanya, khas Pervert-nya. Umm..ya
walaupun dia tidak se- Pervert itu.
“maksudku, aku bangga dengan kerja kerasmu. Karena kau , aku bisa mendapatkan
banyak keuntungan darimu. Entahlah, bagaimana aku harus berterima kasih padamu.
Tapi sepertinya aku akan menaikkan gajimu” lanjutnya. Kelopak mataku melebar
tidak percaya , ah benarkah itu ? benarkah itu ? benarkah Danny akan menaikan
gajiku ? oh, Gosh !!!
“
apa kau bersungguh-sungguh ,Danny ?” kataku sambil melompat kegirangan, pria
itu hanya tertawa geli melihatku. “ah,
ayolah, Danny ! apa kau bersungguh-sungguh?” dia masih tertawa , uh,
sungguh apa yang ia tertawakan ? aku hanya butuh kepastian.
“ya,
aku akan menaikkan gajimu.” Katanya sambil memegangi pundakku agar aku berhenti
melompat. Oh, Geez! Aku tidak
bermimpi kan ? . “ berhentilah
melompat Levina, jangan buang tenagamu untuk melompat. Kau harus dalam keadaan
baik malam ini. Ini akan menjadi malam spesial bagi kita.” Lanjutnya. Uh, tunggu ! malam spesial katanya ? ada
apa pada malam ini ? malam spesial ? apakah Danny berulang tahun malam ini ? ah, tentu saja tidak ! dia sudah
merayakan ulang tahunnya sebulan yang lalu, jadi malam spesial apa ini ?.
“malam
spesial?” kataku heran, Danny hanya menggerakkan kepalanya keatas lalu kebawah.
“
ya , malam spesial. Liam, Liam Payne dia akan menyewa Night Club milik kita” katanya. Sambil menyebutkan nama yang begitu
asing bagiku. Liam Payne ? sepertinya dia orang yang kaya, buktinya ia dapat
menyewa Night Club milik Danny.
“Liam
Payne? Siapa dia?” tanyaku padanya , Danny hanya membalas dengan tawanya yang
terbahak-bahak.
“
apa kau sungguh tidak mengetauhi siapa pria itu ? apakah kau tidak pernah
menonton televise ataupun hanya sekedar membaca Koran ataupun majalah ?”
tanyanya padaku , sambil tangannya memegangi perutnya. Mungkin akibat ia
tertawa dengan hebat.
“Berhentilah
tertawa ! uh, kau pasti tau ! aku
terlalu sibuk , aku tidak mempunyai waktu untuk menonton televise ataupun hanya
sekedar membaca Koran dan majalah bodoh itu” kataku jujur padanya, dia
menghentikan tawanya lalu mendekat kearahku.
“
ah, baiklah. Liam Payne, ya Liam
Payne dia adalah CEO dari perusahaan Payne Inc” katanya, CEO ? Payne Inc ?
apa-apaan ?! coba tebak Payne Inc ? bukankah itu sungguh aneh ? haha, apakah
dia dapat membuat itu lebih aneh lagi ?! Payne Inc.
“Payne
Inc ? aku tidak pernah dengar itu” kataku , dia kembali tertawa. Oh , hey ! aku sungguh tidak mengetauhi
tentang itu.
“
oh,please. jangan buat aku tertawa
kembali , levina” katanya, aku hanya merucutkan bibirku.
“
aku bersungguh-sungguh” dia berhenti tertawa , lalu menatapku sekejap dan
setelah itu dia kembali ke dapur. Mengambil piring besar yang diatasnya telah
berisi roti-roti berselai.
“
baiklah , lupakan itu levina. Payne Inc adalah perusahaan terkenal di kota
Washington ini, pemilik perusahaan itu adalah seorang pria muda bernama Liam
Payne. Pria itu pun banyak di nobatkan menjadi pria muda tersukses di kota ini
oleh beberapa majalah dan koran.” katanya sambil tangannya menata piring besar
yang diatasnya sudah tertata rapi beberapa roti.
“
um, baiklah” kataku, sambil mengekori
langkahnya dari belakang. Dan selanjutnya ,Danny menghempaskan bokongnya untuk duduk
di salah satu kursi makan, aku mengikuti apa yang pria itu lakukan. Aku menarik
perlahan kursi yang bersebrangan dengan Danny , terdengar bunyi deritan antar
kursi dan lantai yang saling bergesekkan saat aku menariknya.
“um, ya ! aku hampir lupa. Kau ingin susu
atau teh ?”
“
Susu saja” kataku, pria itu menganggukkan kepalanya lalu beranjak berdiri
berjalan kembali kearah dapur, dia berjalan ke sisi dapur dimana lemari
pendingin berada. Tangan kanannya membuka pintu kulkas itu secara perlahan,
lalu tangan kirinya dengan sigap mengambil se-kotak susu dari lemari pendingin
tersebut. Dia membalikkan kembali badannya , lalu berjalan kembali kearahku ,
maksudku ke meja makan. Lalu Dia meletakkan kotak susu tersebut diatas meja
makan.
“um, baik levina. Setelah ini aku akan
memberikanmu sedikit uang untuk berbelanja perlengkapan nanti malam. Kau harus
tampil cantik dan sexy malam ini.”
Katanya dengan raut wajah serius, well, baiklah dia juga adalah tipe boss yang
serius dalam pekerjaan walaupun menurutku dia adalah seorang yang humoris.
“baiklah”
***
Levina Adrienne’s Point Of View
Well,
sepertinya pagi ini aku akan sibuk. Maksudku sibuk untuk merawat tubuhku,
memanjakan mereka walaupun hanya sebentar , dan sedikit berbelanja pakaian.
Mengingat malam ini adalah malam spesial bagi Danny, karena baru saja ada pria
muda yang ‘katanya’ pengusaha sukses
di Washington telah menyewa Night Club
miliknya. Nama pria itu Liam, Liam Payne dan perusahaan bodohnya itu Payne Inc
? Oh , Please ! jangan buat aku tertawa. Payne Inc ?
apa-apaan itu. Itu nama perusahaan paling bodoh yang pernah aku dengar, aku
bersungguh-sungguh.
“….kau harus tampil cantik dan sexy malam
ini” kata-kata
itu, ya aku akan mengingatnya. Aku akan tampil cantik dan sexy untuk malam ini. Aku sempat penasaran, mengapa harus di saat
pria bodoh itu menyewa Night Club
milik Danny semua pekerja harus memperhatikan penampilan mereka ? apakah
sebegitu spesialnya malam ini? Ah,
lupakan itu Levina. Kau tidak berhak mencampuri urusan bodoh itu. Lebih baik
kau segera beranjak pergi untuk memulai perawatan tubuh ,lalu hal yang kedua
adalah membeli pakaian.
Makan pagiku dan Danny sudah selesai 5 menit yang lalu, pria itu menepati
janjinya, maksudku janjinya yang akan memberikanku sedikit uang. Aku mengambil
uang yang Danny beri, lalu segera berpamitan dengannya.
Bagaimana ? masih mau setia nunggu kelanjutannya ? wahahaha, sinopsis di postingan sebelumnya yaaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar